cerita endsu

blog ini masih polos banget,sekedar untuk tempat curhat endsu yang sedang belajar menulis. mohon saran dan nasehat dari para pembaca yang sudi mampir. terima kasih

Thursday, March 08, 2007

SMP : KRING….KRING ….GOES….GOES….

Huehehheh. Bersepeda ria.
Tadinya aku mau diantar sekolah naik beca sama Simbah tiap hari. Aku tergeli-geli mendengarnya, masa sih harus diantar Simbah. Padahal aku sudah membayangkan ke sekolah naik sepeda seperti mba Ci yang juga naik sepeda ke sekolah, tapi SMP yang berbeda denganku.

Setelah yakin aku berani naik sepeda, maka pergilah tiap hari aku naik sepeda. Dari rumah berangkat jam 06.15. dan pulang jam 13.00 atau 13.30.
Dari pintu gerbang sekolah, sepeda harus dituntun sampai ke tempat parkir yang memanjang dari depan sampai belakang. Pokoknya panjang banget dan selalu penuh.

Oh yah, aku mulai akrab lagi dengan temanku TK dulu. Namanya SW. Walaupun badanku termasuk kecil, tapi badan SW lebih kecil lagi dariku. SW dan Wuri ( salah satu teman SD-ku ) rumahnya lebih jauh dari rumahku, tapi karena searah, SW yang sebelumnya hanya akrab dengan Wuri, lama-lama mengenal aku dan kami setiap hari pulang bareng. Bertiga sambil bercanda di jalan kami bernostalgia masa-masa TK. Tapi karena ganjil, posisinya bersepeda jadi engga enak. Biasanya aku selalu sendiri didepan atau di belakang Wuri dan SW. Bete deh. Mereka bercanda-canda sambil pegangan tangan. Sedang akunya bengong sendirian. Huhhhhh sebel.

Lalu aku mulai akrab dengan teman sekelas, namanya Riana. Tenyata Ibu kenal dengan nenek riana lho. Rumah Riana lor tetek. Karena setiap hari lewat di jalan depan rumahnya, kadang aku bertemu dan berangkat bareng dengannya. Dan akhirnya aku senang karena pas pulang sekolah, aku tidak jomblo lagi dan punya pasangan bersepeda.

Ternyata SW marah padaku karena aku berakrab-akrab dengan Riana. Sempat lho SW bilang “cemburu” kepada Riana. Dan sambil tertawa Riana sempat meminta maaf pada SW karena telah merebut aku dari SW. Apaan juga? Pikirku. Masa cuma aku punya pasangan bersepeda, SW harus marah. Tapi ada enaknya juga. Riana memang jarang pulang bareng lagi, tapi SW terus menjadi pasangan tetap bersepedaku dan membiarkan Wuri mencari pasangan lainnya.

Ketika banyak kecelakaan lalu lintas dan merenggut korban anak-anak sekolah yang bersepeda. Aku dan SW jadi takut melewati jalan raya dan mencari jalan alternatif. Kami lalu sering menerobos jalan-jalan penduduk dan menemukan tempat-tempat yang mengasyikan. Kami juga tahu rumah temanku yang bernama Arif.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home